JAKARTA-Densus 88 Anti Teror kembali mendeteksi munculnya benih-benih kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Indonesia. Kali ini, mereka mulai merambah wilayah Papua. Namun, sejauh ini memang belum terlihat aksi amaliyahnya.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, jaringan ISIS di Papua sudah berkembang cukup lama. Baru terlihat cukup aktif selama 1 tahun terakhir.
“Jaringan ISIS Papua memang sudah terdeteksi kurang lebih sekitar dua tahun belakangan ini. Cuman dia aktifnya kurang lebih satu tahun belakangan ini,” ujar Dedi di kantor Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (6/9).
Baca Juga:Ups BirminghamJokowi: ‘Feeling’ Saya Esemka Laku Keras
ISIS Papua ini tersebar di beberapa wilayah. Seperti Jayapura, Wamena, Fakfak, Manokwari, Merauke, dan beberapa wilayah lainnya. Kelompok ini masih fokus menambah anggota mereka.
Namun, rencana-rencana melakukan amaliyah terus dilakukan. Sasaran utama mereka yakni aparat kepolisian. Jaringan ISIS ini lebih banyak masuk dalam kelomlok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
ISIS Papua tercatat pernah merencanakan pengeboman di Polres Manokwari, Papua Barat serahun lalu. Namun, rencana itu berhasil digagalkan, dan para tersangka ditangkap.
Di sisi lain, Dedi menyampaikan belum bisa memastikan kelompok ini turut capur tangan dalam kerusuhan di Papua dan Papua Barat belakangan ini. Densusu 88 masih berusaha mendalami kemungkinan tersebut.
“Keterkaitannya dengan kerusuhan masih didalami juga. Nanti dari Densus akan lihat apakah ada fakta hukum keterkaitannya dari beberapa jaringan ISIS yang ada di Papua dan Papua barat,” tegasnya.
Lebih lanjut, mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu memastikan ISIS Papua berbeda dengan kelompok sparatis. Keduanya berjalan pada tujuan masing-masing. “Beda haluan (ISIS Papua dan kelompok sparatis),” pungkasnya.(*)